Rabu, 21 Desember 2011

Tips aman berkendara



MESKI nampak sepele, berboncengan harus memperhatikan beberapa hal baik bagi si pemboceng maupun pengendaranya.

Buat pengendara: Harus yang benar-benar mahir berkendara berboncengan. Bagi yang baru belajar lebih baik hindari sampai benar-benar mahir membawa motor.
Jika sudah mahir, perhatikan kondisi motor apakah layak untuk berboncengan atau tidak, seperti tersedianya pijakan kaki untuk pembonceng, tekanan angin ban yang cukup, kemampuan suspensi, dan kondisi rem.

Jika berniat untuk mendahului, pastikan kemampuan motor, area di sekitar, dan adanya kesempatan untuk mendukung niat tersebut. Jika salah satu unsur itu tak terpenuhi, lebih baik tunda hingga benar-benar aman.

Poin-poin di atas tadi wajib diperhatikan. Pasalnya pengendara harus sadar dengan tanggung jawab keselamatan selama berboncengan. Jika diabaikan bukan saja pengendara dan yang dibonceng yang celaka, tapi Anda bisa mencelakai juga pengendara lain di sekitar.

Buat pembonceng:
Rapatkan posisi tubuh pada pembonceng. Ikuti gerakan pengendara. Bila hal itu terasa melelahkan karena harus ikut berkonsentrasi maka tak ada jalan lain selain memasrahkan diri pada pembonceng dengan mendekap erat pinggang pembonceng.

Saat menikung tajam, jangan sekali-kali melawan arah kemiringan, terlebih pada kecepatan tinggi. Pasalnya ketika arah tikungan berubah sebaliknya, kondisi pembonceng yang melawan arah kemiringan tadi dapat mengganggu kelincahan pengendara dalam mengendalikan motor.

Saat terperangkap dalam kemacetan, jangan sekali-kali mencoba ikut mengendalikan motor dengan meliuk-liukan tubuh. Gerakan tersebut justru akan 'menginfeksi keseimbangan' pengendara.

Buat pengendara dan pembonceng: Gunakan helm, jaket, celana panjang dan sepatu, bila perlu gunakan sarung tangan. Jika perjalanannya tergolong jauh perlengkapan tersebut menjadi suatu kewajiban yang mutlak. 

0 komentar:

Posting Komentar